Tentang posisi akal atau rasional di dalam doktrin Islam, al-Quran telah memberikan satu arfirmasi bahkan perintah kepada manusia supaya selalu menggunakan akal fikiran yang rasional. Dalam hubungan ini, H.M Rasjidi menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Quran yang mengandungi kata “ fikir” atau “akal” lebih dari 50, antara lain firman Allah dalam surah al-mulk :
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“ Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."( Al-Mulk: 67:10 )
Meskipun Islam menempatkan akal pada posisi yang sangat dihargai, namun kebenaran yang dihasilkan akal tidak bersifat mutlak, kerana manusia diberi ilmu pengetahuan oleh Allah hanya sedikit.
وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
“ Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". ( Surah al-isra 17:85 )
Maka kerana itulah, hukum yang hanya semata-mata bersumber hasil dari pemikiran manusia tidak mungkin menjamin keadilan yang hakiki atau the real justice dan semua konsep keadilan yang diciptakan oleh manusia selalu bersifat nisbi. Oleh demikian ia perlu dipandu oleh syariat. Apabila syariat telah menetapkan sesutau hukum , maka manusia tidak ada hak untuk memilih yang lain selain daripada apa yang telah diputuskan. Firman Allah yang bermaksud :
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُّبِينًا
“ Dan tidaklah harus bagi orang-orang Yang beriman, lelaki dan perempuan - apabila Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara - (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. dan sesiapa Yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka Sesungguhnya ia telah sesat Dengan kesesatan Yang jelas nyata. ( Al-Ahzab 36 )
Catatan , Ahmad Syahin
No comments:
Post a Comment