Thursday, November 12, 2009

Diktator Orientasi Kampus






- gambar hiasan -


Pada kali ini saya terasa ingin mengolah sedikit mengenai Orientasi Pengenalan Kampus, atau disebut juga sebagai “ minggu Haluan Siswa “ dan sebagainya . Pendedahan secara islamik ini, khususnya sebagai nasihat berkenaan dengan program orientasi pengenalan mahasiswa baru di kampus-kampus. Saya mengharapkan ianya bermanafaat bagi mahasiswa senior kampus dalam menyambut juniornya, dan kepada junior supaya mereka lebih arif mengenai situasi di kampus .



Di zaman dahulu kita telah mengenali pemerintah yang mengamalkan kezaliman kepada rakyatnya, mereka memerintah secara kuku besi yang dipanggil sebagai diktator-diktator yang tidak ada peri kemanusiaan, yang disebut sebagai toghut yang melampai batasan-batasan Allah Swt. Sebagai contoh diktator-diktator tersebut ialah, seperti RajaNamrud, Fir’aun, Hittler, Napoleon Bonapart, Jengis Khan, dan sebagainya yang merupakan orang yang zalim yang menzalimi hamba-hamba Allah Swt.



Masa terus berjalan dan diktator-diktator ini sudah tiada, namun apa yang perlu kita tahu walaupun mereka telah tiada namun pewaris –pewaris seperti mereka yang terus-menerus menyambung tradisi mereka tetap ada, sehingga lahirlah kompilasi ( gabungan ) diktator gaya baru yang masuk melalui pintu pendidikan (Orientasi Pengenalan Kampus) . Jika dahulu diktator-diktatornya sedikit tetapi sekarang bilangan mereka meningkat iaitu diktator-diktator Mahasiswa senior. Mereka ini menunjukkan keganasan mereka terhadap junior-junior mereka, perkara ini dapat kita lihat di kebanyakan kampus –kampus Universiti, kolej-kolej bahkan merebak ke sesetengah sekolah.



Kezaliman dan penyiksaan yang dilakukan oleh mahasiswa senior kepada Junior mereka sungguh telah melampaui batas, seakan –akan menjejaki gaya kezaliman para diktator tersebut. Mereka menzalim hamba-hamba Allah Swt dengan cara memukul, mengurung, menakut-nakutkan, menampar, menghina, denda tanpa kesalahan, menggambil wang, suruh melakukan maksiat, tarian ,merendam didalam air najis bahkan lebih teruk lagi sebagaimana berlaku di Negara-negara lain ( wal iya zubillah ) sehingga menodai wanita, menghina kehormatan saudaranya, membunuh, bahkan memerintahkan para Junior untuk melakukan kekafiran dan kesyirikan, seperti bersujud di depan mumi, atau sebuah patung yang mereka buat. Kita bimbang sekiranya kezaliman yang dilakukan ini akan terus –menerus menjadi budaya masyarakat kampus dan semakin lama semakin teruk sehingga berlaku sebagaimana di sesetengah kampus Universiti di Indonisia. Mereka membuat sesuatu sesuka hati seolah –olah mereka tidak ada tuhan lagi yang lebih berkuasa yang akan membalas kezaliman mereka.



Penyiksaan terhadap hamba-hamba Allah


Para senior menyiksa para mahasiswa baru (junior) ketika minggu orientasi adalah sudah menjadi perkara yang ma’ruf dan budaya bagi mereka, mereka memukul, memarahi, merendam, merayap jarak-jauh, menendang, melukai dan lainnya. Mereka melakukan sewenang-wenangnya seakan-akan terlepas kontrol daripada mengawal dirinya seperti binatang buas membaham mangsanya dan membuat apa saja yang mereka suka. Perlu diingatkan walaupun manusia tidak ada kesempatan untuk membalasnya di dunia, terhadap apa yang dilakukan ke atas dirinya, akan tetapi Allah akan tetap membela hambanya. Sesungguhnya mereka yang menzalimi hamba Allah akan dihisab dan disiksa oleh Allah Swt :

ولا تحسبن الله غافلا عما يعمل الظالمون إنما يؤخرهم ليوم تشخص فيه الأبصار




“ Dan janganlah Engkau menyangka Allah lalai akan apa Yang dilakukan oleh orang-orang Yang zalim; Sesungguhnya ia hanya melambatkan balasan mereka hingga ke suatu hari Yang padanya terbeliak mata pemandangan mereka, (kerana gerun gementar melihat keadaan Yang berlaku). ( Surah Ibrahim 42 )



Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعَذِّبُ الَّذِيْنَ يُعَذِّبُوْنَ النَّاسَ فِيْ الدُّنْيَا

"Sesungguhnya Allah -Azza wa Jalla- akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia". [HR. Muslim (2613), dan Abu Dawud (3045)]



Bentuk penyiksaan yang sering dilakukan oleh senior, memukul para junior, bahkan menampar wajahnya yang mulia. Al-Imam An-Nawawiy-rahimahullah- berkata,



"Adapun memukul wajah, maka hal itu terlarang pada setiap hewan yang terhormat berupa manusia, keledai, kuda, onta, bagal,kambing, dan lainnya. Tapi hal itu pada manusia lebih bermasalah, karena wajah adalah pusat keindahan. Disamping itu, wajah juga lembut, karena akan nampak padanya bekas pukulan. Terkadang pukulan itu akan merusaknya, dan mengganggu sebagian panca indra". [Lihat Syarh Shohih Muslim (14/323)]


Membuat Orang Marah, dan Sakit hati

Menyayangi, dan menghormati orang-orang yang lebih rendah kedudukannya seperti, orang miskin, mahasiswa junior, anak kecil, dan lainnya merupakan perkara yang dianjurkan oleh agama. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,


مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيْرِنَا فَلَيْسَ مِنَّا



"Barangsiapa yang tidak menyayangi orang kecil diantara kami, dan tidak mengenal hak orang besar (orang tua) diantara kami, maka ia bukan termasuk golongan kami". [HR. Abu Dawud (4943), dan At-Tirmidziy (1920)]



Orang-orang yang tidak menyayangi, dan tak menghormati orang-orang kecil dan rendahan, maka mereka tak disayangi oleh Allah. Bahkan mereka telah membuat Allah murka kepadanya, jika ia membuat orang-orang rendahan jadi marah dan jengkel. Amr bin A’idz Al-Muzaniy -radhiyallahu ‘anhu- berkata,



أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ أَتَى عَلَى سَلْمَانَ وَ صُهَيْبٍ وَبِلاَلٍ فِيْ نَفَرٍ فَقَالُوْا: وَاللهِ, مَا أَخَذَتْ سُيُوْفُ اللهِ مِنْ عُنُقِ عَدُوِّ اللهِ مَأْخَذَهَا قَالَ: فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ: أَتَقُوْلُوْنَ هَذَا لِشَيْخِ قُرَيْشٍ وَسَيِّدِهِمْ ؟ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ, فَقَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ, لَعَلَّكَ أَغْضَبْتَهُمْ, لَئِنْ كُنْتَ أَغْضَبْتَهُمْ لَقَدْ أَغْضَبْتَ رَبَّكَ



"Abu Sufyan pernah datang (waktu itu masih musyrik, -pen) kepada Salman, Shuhaib, dan Bilal bersama rombongan. Mereka pun (Salman, dkk) berkata, "Demi Allah, pedang-pedang Allah belum mengenai leher musuh-musuh Allah". Amer bin A’idz berkata, "Abu Bakar berkata, "Apakah kalian mau mengucapkan hal seperti ini kepada Orang tua dan Pemimpin Quraisy ini (yakni, Abu Sufyan)? Lalu Abu Bakar pun datang kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya mengabarkan kejadian itu. Beliau bersabda, "Wahai Abu Bakar, barangkali engkau telah membuat mereka marah. Jika kau telah membuat mereka marah, maka kau telah membuat Robb-mu marah". [HR. Muslim (2504)]



Al-Imam Abu Zakariyya’ An-Nawawiy-rahimahullah- berkata, "Dalam hadits ini terdapat keutamaan yang jelas bagi Salman, dan kawan-kawan mereka ini. Di dalamnya juga terdapat (anjuran) untuk menjaga hati (perasaan) orang-orang lemah, orang yang beragama; memuliakan, dan bersikap lembut kepada mereka". [Lihat Al-Minhaj (16/66)]



Jadi, membuat orang-orang lemah dan rendahan jadi marah dan tersinggung merupakan perkara yang tercela dalam Islam. Apalagi jika orang lemah adalah orang yang soleh dan beragama.




Menghina Junior dan Memperolok –olokkan Mereka

Islam adalah agama fitrah yang melarang sama sekali seseorang menghina hamba allah yang lain. Kata-kata kotor, cemar dan hina ini sering kali keluar melalui mulut-mulut mahasiswa senior unutk menghina junior baru mereka, bahkan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka dan seakan-akan halal disisi mereka Allah Swt berfirman :



"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan (menghina) kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan (menghina) kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri, dan janganlah melakukan tanabuz (memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan). seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim". (QS. Al-Hujuraat: 11).



Ahli Tafsir Jazirah Arab, Syaikh Nashir As-Sa’diy-rahimahullah- berkata dalam memaknai ayat ini, "Janganlah seorang diantara kalian mencela saudaranya, dan menggelarinya dengan gelar-gelar hina yang ia benci jika disematkan kepadanya. Inilah tanabuz. Adapun gelar-gelar yang tak tercela, maka ia tak masuk dalam hal ini". [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal.801)]



Nabi Saw bersabda pada hari haji reakhir baginda :



قَالَ فَاِنَّ دِمَاءَكُمْ وَاَمْوَالَكُمْ وَاَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Baginda bersabda : Sesungguhnya darah kamu, harta kamu, maruah kamu adalah haram antara kamu ( untuk dicemari ) , sepertimana haramnya mencemari hari ini, bulan ini ( bulan muharram ) dan negeri ini ( mekkah ) .( HR . Sahih Bukhari, Muslim, Fathul bari Kitabul Ilmi ) .



Menghina Junior dengan gelar-gelar jelek adalah hal yang lumrah dilakukan oleh senior mereka, misalnya senior menggelari junior dengan "si gemuk ", Pekak , “ Buta “ "si Botak", "Monyet", "Anjing", "Babi", dan lainnya.



Ibnu An-Nuhhas Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata dalam Tanbih Al-Ghofilin (hal. 149), "An-Nawawiy -rahimahullah- berkata dalam Al-Adzkar, "Para ulama’ telah menyepakati pengharaman memberikan gelar-gelar (jelek) kepada manusia dengan sesuatu yang ia benci, sama saja apakah gelar itu adalah sifat baginya, seperti si Mata Rabun, si Pincang, si Juling, si Kecil; ataukah gelar itu adalah sifat ayah, dan ibunya, atau selainnya diantara perkara yang ia benci". [Lihat Al-Adzkar : Kitabul Asma' (hal. 662)]



Jika kita mau menelusuri dan mengintai kegiatan oreantasi ini, maka kita akan jumpa pelbagai penghinaan dan olok-olokan, mulai dari perintah mencukul kepala, mencukur sebagian rambut dengan model yang menggelitik, mencoreng wajah dengan arang, memegang lain jantina, arahan mendedahkan aurat, yang perempuan memekap muka lelaki, memlakukan nyayian yang haram, membuat tarian di khalayak ramai dan sebagainya, kesemuanya adalah bentuk penganayaan terhadap mahasiswa yang mahu mengenali kampus.



Apa yang menghairankan mereka yang turut serta melakukan perkara-perkara ini adalah dari kalangan pensyarah-pensyarah sendiri, sebahagian daripada mereka melihat isu ini adalah isu yang remeh dan ada yang berpendapat ianya sesuatu yang perlu dilakukan manakala ada sebahagian yang lain tidak mengambil peduli langsung mengenai isu ini.



Lebih teruk lagi penghinaan ini apabila Senior menghina orang-orang berjanggut karena mengamalkan sunnah, wanita berjilbab dan bertudung menutup aurat dan labuh. Sebab menghina dan mengolok-olok orang karena berpegang teguhnya kepada sunnah adalah sebuah kekafiran !!!


Memerintahkan Kekafiran, dan Kesyirikan


Peristiwa seperti ini telah berlaku di kampus Universiti di negara jiran kita, saya menyebut perkara ini agar menjadi pengajaran bagi kita dan mengelak daripada merebak ke negara kita. Perbuatan seperti ini merupakan perbuatan dosa besar dan berlaku ketika mana mahasiswa senior memerintahkan pelajar-pelajar orientasi atau junior untuk sujud atau ruku kepada patung atau makhluk. Ketahuilah bahawa perkara ini adalah haram kerana sujud hanya boleh dilakukan kepada Allah. Jika sesorang bersujud di depan makhluk, maka berarti ia telah mempersekutukan Allah dalam beribadah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,



مَا يَنْبَغِيْ ِلأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ يَنْبَغِيْ أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا لِمَا عَظَّمَ اللهُ عَلَيْهَا مِنْ حَقِّهِ



"Tidak patut bagi seorang manusia untuk bersujud kepada seorang makhluk. Andai ada seorang yang patut untuk bersujud kepada yang lain, maka aku akan memerintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya, karena Allah menjadikan hak suami besar atas istri". [HR. Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4162), dan Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14481). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Arna'uth dalam Takhrij Al-Ihsan (9/470)]



Mengenai hukum ruku’ kepada selain Allah, maka para ulama’ yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah berfatwa, "Tidak boleh, bahkan hal itu adalah kesyirikan, karena ruku’ adalah ibadah kepada Allah -Subhanahu-, seperti halnya bersujud tidak boleh dilakukan untuk selain Allah –Subhanahu-".[Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah (1/337)]



Oleh demikian artikel yang saya kemukakan ini sebagai satu pendedahan dan sebagai peringatan, ini kerana perkara seperti ini banyak berlaku di kampus-kampus IPT dan sangat jarang kedengaran mereka yang membantahnya, seolah-olah perkara seperti ini adalah satu permainan yang merupakan adat biasa dan budaya yang perlu diteruskan di kampus. Tanpa menginaya mahasiswa baru, seolah-olah tidak sah orientasi tersebut. Ramai di antara kita yang berfikir hanya sekadar untuk mencapai matlamat yang baik, tetapi malang sedikit sahaja mereka yang memikirkan kaedah yang dilaksana tersebut baik atau tidak . Kaedah fiqh ada menyebut “



الوقاية لا تتبرج الوصيلة


iaitu “ matlamat tidak menghalalkan cara “.

Memanglah siapa yang tidak mahukan mahasiswa yang baru ini berjiwa besar , progresif, mempunyai semangat juang yang tinggi dan sebagainya, tetapi suatu perkara yang kita perlu ingat sebagai seorang beriman tidak boleh melebihi batasan –batasan agama yang Allah telah tetapkan bagi kita, walaupun kaedah yang difikirkan ianya terbaik bagi kita sekiranya ia merupakan perkara yang bercanggah dengan islam maka ia tertolak…Wallahu a’lam.


1 comment:

  1. Salam. In, bagus entri ni.Sebab Nor pun ada pengalaman masa minggu orientasi kat Universiti. Hmm.. Rase macam diperbudakkan dan diperbodohkan. Kalau ingat balik, rasa geram dan marah. Mungkin inilah kesan tinggalan penjajah di negara kita. Walaupun dah masuk U, tapi cara pengendalian orientasi tak ubah seperti orang zaman kuno lampau. Wassalam.

    ReplyDelete