Thursday, March 4, 2010

Sekularisme Yang Ku Kenal 1






- Gambar Hiasan



Takrif Sekularisme

1, Syaikh Abdullah bin Jibrin :

Sekularisme adalah aliran baru dan gerakan yang sesat, bertujuan memisahkan agama dari negara, mencari dunia dan menyibukkan diri dengan kenikmatan dan kelezatan dunia, menjadikannya sebagai tujuan satu-satunya dalam kehidupan dunia, melupakan negeri akhirat dan tidak memperdulikannya, tidak menoleh kepada persoalan akhirat atau mengurusinya Terjemah : Mohammad Iqbal Ghazali, daripada buku fatwa hakikat sekular oleh Abdullah Jibrin

2, Hj Abdul Hadi bin Awang :

Perkataan sekular berasal daripada bahasa Latin yang bererti tiada agama atau duniawi. Terjemahannya dalam bahasa Arab ialah al-Ilmaniah. Orang Arab yang beragama Kristian cuba mengelirukan umat Islam dengan mendakwa kononnya ia daripada perkataan ilmu. Terjemahan yang sebenar al-Ilmaniah ialah duniawi. Alasannya ajaran ini didakwa bersumberkan ilmu dunia yang memberi kemajuan kepada manusia. ( Kuliah Mazhab Akidah Dunia Islam )

3, Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi

Bahasa : Al-Qaradawi lebih cenderung kepada 'ilmaniyyah, iaitu ( dari akar kata al-'ilm (ilmu)

( al-Islam wa al-'Ilmaniyyah Wajhan li Wajhin )

4, Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas :

Bahasa : al-Attas lebih kepada 'almaniyyah, ( dari perkataan al-alam )

( Islam and Secularism “)

5, George Holyoake

Istilah "sekularisme" mula digunakan di United Kingdom oleh seorang penulis bernama George Holyoake pada tahun 1846. Rujukan : ( Feldman, Noah (2005). Divided by God. Farrar, Straus and Giroux, ms. 113 ). George Jacob Holyoake (1817-1906) adalah seorang penulis British yang memperkenalkan istilah "sekularisme".

George Holyoake dalam "English Secularism" yang diterbitkan pada 1896 menerangkan sekularisme sebagai:

Sekularisme adalah aturan peraturan yang berkaitan dengan kehidupan, berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, dan disasarkan kepada mereka yang mendapati ajaran agama tidak mencukupi, tidak boleh dipegang atau tidak dipercayai. Prinsip pentingnya ada tiga: (1) Memperbaiki kehidupan dengan cara kebendaan. (2) Bahawa sains itu adalah panduan hidup bagi manusia. (3) Apa sahaja yang baik itu adalah baik untuk dilakukan. Sama ada wujud kebaikan atau tidak, kebaikan yang wujud dalam kehidupan adalah baik, dan adalah baik untuk mencari kebaikan tersebut. Rujukan (Holyoake, George J. (1896). English Secularism. Chicago: The Open Court Publishing Company )

Kesimpulanya :

Berdasarkan penelitian etymology itu, al-Attas menyimpulkan bahwa terjemahan sekularisme ke dalam bahasa Arab sebagai 'almaniyyah sebenarnya tidak menjelaskan pengertian ide itu sendiri yang secara konseptualnya lebih mendekati ide waqi'iyyah yang mempunyai kaitan dengan aliran positivisme.

Kesimpulan beliau adalah: 'Almaniyyah, then, cannot be a description of 'secularism'; as it seems to me nearer to the truth to describe it as waqi'iyyah in view of its close conceptual connection with the philosophical ideology of positivism.

Jadi istilah al-waqi'iyyah menurut al-Attas lebih mendekati pengertian faham sekular itu sendiri. Namun menurut al-Qaradawi, yang sejak awal memfokuskan pertentangan antara al-'ilm (ilmu) dan al-din (agama) dalam konsepsi pemikiran dan pengalaman orang Barat, pengertian sekularisme itu sinonim dengan konsep alladiniyyah (tidak ada agama) atau al-dunyawiyyah (dunia tiada hubungan dengan agama).

proses sekularisasi

Analisis al-Attas berkenaan dengan proses sekularisasi itu sendiri pada individu dan kesannya pada masyarakat juga.

Seperti yang telah dinyatakan beliau bahawa proses sekularisasi yang berlaku dalam alam fikiran seseorang, dan kesannya terhadap masyarakat, berjalan menerusi tiga komponen terpadu, iaitu:

(1)disenchantment of nature (alam dikosongkan dari semua makna spiritual);

(2)desacralization of politics (politik tidaklah sakral);

(3)deconsecration of values (penyingkiran nilai-nilai agama dari kehidupan).

Pemaparan ketiga-tiga proses itu adalah sebagai berikut:

Pertama, pada pengosongan alam dari makna ruhani, sehingga memisahkan alam dari Tuhan, dan membedakannya dari insan, agar dapat kononnya insan melihatnya bukan lagi sebagai alam yang mempunyai hubungan maknawi dengan Tuhan, niscaya dapat dia seterusnya bebas berleluasa mempergunakan alam itu menurut kehendak rencana serta keperluannya. Dengan demikian pula dapat dia mewujudkan perubahan sejarah yang membawa 'perkembangan' dan 'pembangunan'.

Kedua, menyingkirkan segala pengesahan terhadap kekuasaan dan kewibawaan politik yang berdasarkan sumber-sumber ruhani dan agama, sehingga penyingkiran itu merupakan suatu prasyarat bagi menimbulkan perubahan politik, dan seterusnya perubahan masyarakat, yang membolehkan timbulnya gerakan perubahan sejarah.

Ketiga, nilai relatifitas, yang senantiasa akan berubah, terhadap segala ciptaan kebudayaan dan tiap rencana-bentuk penilaian, termasuk rencana-bentuk penilaian agama dan pandangan alam yang mempunyai tujuan akhir yang tetap dan makna hidup yang dituju, sehingga dengan demikian kononnya dapat sejarah dan masa hadapan itu 'terbuka' bagi perubahan, dan dapat insan itu 'bebas' untuk membuat perubahan sekehendak hasratnya, serta dapat dia memesrakan dirinya dengan perubahan itu sebagai menunaikan gerakan 'evolusi'. ( rujukan Dr Ugi Suharto UIAM )

Di Dalam Fatwa Syaikh Jibrin- Fatawa fit Tauhid hal. 39-40

Terjemahan : Mohammad Iqbal Ghazali

Dan benarlah atas golongan sekularisme seperti sabda Nabi :

تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيْصَةِ, إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ, تَعِسَ وَانْتَكَسَ, وَإِذَا شِيْكَ وَانْتَقَشَ.

"Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak pakaian. Jika diberi dia senang, dan jika tidak diberi dia marah. Celaka dan bertambah buruk. Dan apabila duri masuk di tubuhnya maka tidak bisa dikeluarkan dengan pahat."[1]

Dan masuk dalam kategori ini setiap orang yang mencela sesuatu dari ajaran Islam, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Maka setiap orang yang menetapkan undang-undang dan meninggalkan syari'at Islam maka dia seorang sekuler. Barangsiapa yang membolehkan yang diharamkan seperti zinah, minuman keras, nyanyian, transaksi ribawi dan meyakini bahwa melarangnya merugikan manusia serta menghalangi sesuatu padanya merupakan kepentingan pribadi maka dia seorang 'almani (sekuler). Barangsiapa yang melarang atau mengingkari pelaksanaan had seperti membunuh (secara qishash) terhadap seorang pembunuh, merajam atau mencambuk pelaku zinah dan peminuk arak, atau memotong tangan pencuri atau pelaku hirabah, dan mengaku bahwa menerapkannya berlawanan sikap murunah (elastis), dan sesungguhnya padanya mengandung kebengisan dan kekejaman, maka sungguh ia telah masuk dalam sekularisme.

Adapun hukum Islam padanya, Allah Swt berfirman dalam menggambarkan kaum Yahudi:

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَاجَزَآءُ مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيُُفيِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلىَ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ {85}

Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. al-Baqarah:85)

Maka barangsiapa yang menerima ajaran agama yang sesuai keinginannya seperti masalah perdata dan sebagian ibadah dan menolak yang tidak disukai nafsunya niscaya ia masuk dalam ayat tersebut.

Dan seperti inilah Allah Swt berfirman:

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَيُبْخَسُونَ {15} أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ النَّارَ وَحَبِطَ مَاصَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّاكَانُوا يَعْمَلُونَ {16}

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. 11:15)

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Huud:16)

Tujuan hidup kaum sekularisme adalah mengumpulkan dunia dan bersenang-senang dengan nafsu syahwat, sekalipun diharamkan, sekalipun menghalangi dari kewajiban, maka mereka masuk dalam ayat ini. Dan dalam firman Allah Swt:

مَّنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَانَشَآءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاَهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا {18}

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS. al-Isra:18)

Dan ayat-ayat dan hadits-hadits semisalnya Wallahu A'lam

Syaikh Jibrin- Fatawa fit Tauhid hal. 39-40

Perkongsian : ahmad_syahin



[1] Al-Bukhari 2887. Ini adalah doa kebinasaan atasnya bahwa ia tidak mendapat rahmat apabila terjadi bala.



No comments:

Post a Comment