Saturday, November 27, 2010

Makanisma Mengambil Keputusan 2

Kedua : Meminta Pertimbagan Dari kalangan Profesional

1. Nabi saw menerima usulan Salman al-Farsi untuk membuat benteng pertahanan dalam perang Ahzab menghadapi tentera Quraisy dan sekutu-sekutunya dengan menggali parit –parit di sekitar Madinah. Strategi ini ternyata berhasil menghadang tentera sekutu memasuki Madinah. Akhirnya mereka membubarkan tanpa membawa hasil apa pun.[1]

2. Perang Badar tahun ke 2 H/624M. Perang ini merupakan perang senjata pertama antara kaum muslimin dan kaum musyrik. Nabi dalam menghadapi perang ini belum menentukan sikap keculi setelah mengadakan musyawarah dengan lebih dahulu untuk mendapat persetujuan kaum Muhajirin dan Ansar. Untuk itu beliau membicarakan kondisi mereka, seperti belanja perang yang mereka ada , dan jumlah mereka yang sedikit . Beliau juga meminta sikap kaum Ansar sebagai golongan terbesar kaum muslimin dalam menghadapi perang tersebut . Mereka mengatakan siap mengorbankan segala-galanya demi perjuangan Rasul .

Setelah mereka sepakat menghadapi kaum Quraish Nabi dan pengikutnya berangkat menuju suatu tempat , Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Ketika menjelang pertempuran, Nabi memutuskan untuk menempatkan posisi pasukanya di suatu tempat dekat satu mata air di Badar. Mengetahui hal ini Hubab al-Mundzir, seorang Ansar, datang mendekati Nabi dan berkata ; “ ya Rasulullah , apakah penentuan posisi ini atas petunjuk Allah yang kerananya kita tidak boleh ke depan dan berundur dari tempat itu, atau keputusan itu semata-mata pendapat Rasul” ? Rasulullah menjawab bahawa keputusan itu bukan atas petunjuk Allah melainkan pendapatnya sendiri. Hubab berkata :” kalau begitu , tempat ini sungguh tidak tepat ya Rasulullah. sebaiknya kita ke maju lebih ke mata air daripada musuh , lalu kita bawa banyak tempat air untuk kita isi dari mata air itu kemudian kita menimbunya dengan pasir sehingga kita dapat minum , sedangkan musuh tidak.’ Rasulullah menjawab ; “ Saya setuju dengan pendapat ini .” kemudia beliau bersama pasukanya bergerak menuju lokasi yang dimaksudkan oleh Hubab.[2]



[1] Fiqh Siyasah 39

[2] Fiqh siyasah ajaran sejarah dan pemikiran91,

Rjuk jga Islam dan tata negara ms 17. Rjk jg Al-Thabari, ibd, hlm. 47

No comments:

Post a Comment